inilah hidayah Tuhan
Sabtu, 23 Maret 2013
0
komentar
“inilah hidayah Tuhan”
Read: bilal revolusi
24 maret 2013
Malam itu, saya dan bang majid duduk di depan taman masjid alfatah. Kami melihat kemegahan masjid yang terlihat sangat indah ini, ba’da magrib. Bang majid mengatakan bahwa masjid ini tak tertandingi oleh gereja-gereja di kota kami. Saya hanya mengangguk mendengar apa yang ia katakan. Tak lama dihadapan kami muncul dua orang yang nampaknya bukan seorang muslim—nyelonong masuk dan bergaya-gaya untuk berfoto di depan masjid alfatah.
Read: bilal revolusi
24 maret 2013
Malam itu, saya dan bang majid duduk di depan taman masjid alfatah. Kami melihat kemegahan masjid yang terlihat sangat indah ini, ba’da magrib. Bang majid mengatakan bahwa masjid ini tak tertandingi oleh gereja-gereja di kota kami. Saya hanya mengangguk mendengar apa yang ia katakan. Tak lama dihadapan kami muncul dua orang yang nampaknya bukan seorang muslim—nyelonong masuk dan bergaya-gaya untuk berfoto di depan masjid alfatah.
“saya tidak
setuju dengan tindakan muslim radikal. Mereka melakukan hal yang terlalu keras.
Bukankah islam dengan kedamaiannya menjadikan islam mudah diterima?” Tanya bang
majid yang sekaligus memprotes tindakan islam yang menurutnya radikal.
Saya diam
untuk melawan tanggapan ini. Terlebih jauh sebelum kejadian 11 september, islam
telah memilki image yang jelek di mata eropa, bangsa eropa memandang islam
sebagai agama yang kolot, kotor dan sangat menjijikkan. Dan kejadian 11
september menjadi awal untuk mencitrakan islam sebagai agama yang buruk. Terlebih
media baik elektronik mau pun cetak di negeri islam terbanyak semacam indonesia
telah membantu untuk menjelekkan islam. dampak dari pencitraan ini adalah muncul
sikap islamphobia baik dari umat islam sendiri mau pun dari luar islam.
“apa yang
membuat kakak rasulullah tidak memeluk islam?” Tanya saya pada bang majid.
“hidayah” jawabnya
cepat.
“dan apa bang
majid pikir, dengan berbuat toleransi terhadap non islam secara berlebihan,
hingga mengikuti natal bersama, atau buka puasa bersama dengan non islam,
membuat mereka mudah masuk islam?” Tanya saya lanjut
“tidak”
“lagi-lagi
nampaknya masalah hidayah itu hanya milik Allah. Meski bang majid menunjukkan
akhlak yang paling baik terhadap non islam. tapi kalau hidayah belum di berikan
Allah untuk membuka mata non muslim itu—mereka akan tetap saja tersesat dalam
pemikiran mereka”
Ia mengguk
dengan argumentasi saya yang masih samar-samar ini. Dan saya percaya dia telah
menemukan jawaban atas pertanyaan yang dia berikan. Terlebih lagi saat kita
berdua terlibat dalam perbincangan islam yang tumbuh pesat di eropa sana,
padahal sebelumnya mereka sangat membenci islam. namun, hidayah siapa yang
tahu. Inilah hidayah Tuhan.
“meski demikian,
orang-orang islam tetap diberikan pilihan untuk menunjukkan sikap keras
terhadap non muslim dan berlemah-lembut dengan sesama islam. bukan berarti kita
memerangi non muslim dengan menganggak senjata. Namun kita bersikap keras
dengan masalah perbedaan aqidah, masalah muamalah tetap saja islam memberikan
kebebesan untuk saling tolong menolong. Nabi Muhammad tetap memberikan jaminan
keselamatan untuk orang non muslim untuk beribadah. Namun, bila islam di anggap
sama dengan non islam dalam hal ibadah dalam artian ikut untuk natal bersama, buka
puasa bersama dengan non muslim, rasulullah tegas mengatakan: bagimu agamamu,
bagiku agamaku. Tak ada campur baur dalam masalah itu, itu ketegasan islam”
kata saya menutup perbincangan kita saat azan isya telah berkumandang dengen
merdu dari balik menara masjid. []
0 komentar:
Posting Komentar