shaum bilisan

Posted by bilal Senin, 04 Agustus 2014 0 komentar
 "Shaum bilisan"
Writer: muhammad ali
catatan harian kecil

Ambon, 3 Agustus 2014
saya menjadi orang yang enggan untuk berbicara menyangkut jihad akhir-akhir ini. terlebih lagi saat agresi teroris militer Israel yang membunuh dan memusnahkan rakyat Arabia yakni Palestina secara membabi-buta. banyak ditengah kita yang akhirnya berbicara soal jihad dan aksi solitaritas untuk bangsa Palestina. tapi saya malah enggan berbicara. bukan saya tidak simpatik terhadap mereka, tidak. saya hanya khawatir bila saya sesumbar mengatakan bahwa kita mesti begini dan begitu, kita mesti mengangkat senjata dan lain-lain dan lain-lainnya, tapi dalam prakteknya saya hanya jadi orang yang besar ngomong doang. saya tidak berbuat apa-apa. saya tidak berbuat banyak. saya takut sungguh amat takut dengan sikap saya tersebut. saya takut bila saya melakukan hal tersebut, bisa-bisa saya seperti yang digambarkan dalam al qur'an:

"Allah tidak menyukai hamba Ku yang mengatakan kebaikan, namun tidak melakukannya"

saya takut bila tokoh dalam ayat itu adalah pribadi saya. saya takut mengajak orang lain sedangkan saya sendiri tidak melakukan hal tersebut. saya takut terlibat dalam obrolan menyangkut Palestina. maka sikap saya adalah menjadi bunga yang tak bersuara. saya akan menjadi orang yang pendiam dan mungkin sangat pendiam bila ada obrolan menyangkut perang.

@Lidah...

lidah memang tak bertulang. oleh karenanya apapun yang dikeluarkan oleh lidah akan dengan mudah keluar karena tak ada proses filterisasi. mau ia baik maupun buruk saat kata mulai keluar, maka ia akan keluar dengan mudah.

akhir-akhir ini saya hendak berpuasa lidah. sudah banyak kata yang saya umbar soal banyak hal. saya terkadang melebih-lebihkan berita, dan terkadang pula mengurangi nilai kejujurannya. tapi, godaan untuk Shaum [puasa] lidah bukanlah sesuatu yang mudah. setidaknya ada beragam alasan yang selalu saja membuat saya berkata dengan sangat sombong. lantas saya teringat akan sabda kanjeng nabi Muhammad pada umatnya 1435 tahun yang lalu, bahwa:

"Nabi akan menjamin umatnya untuk masuk surga bila ia mampu menjaga dua hal dari tubuhnya. pertama adalah lisan dan kedua adalah kemaluannya".

bagi saya kedua hal diatas sangat sukar untuk dihindari. saya bukan orang yang mudah menjaga lisan, dan saya pun bukan sosok manusia yang mudah menolak gejolak lendir. saya masih melakukan kedua hal ini. maka saya baru belajar bagaimana menjaga kedua hal tersebut. salah satunya adalah puasa lidah [shaum bilisan] dan belajar berpikir positif.

shaum bilisan, bukan hal yang gampang-gampangan. ia  adalah sebuah tekat yang tidak main-main. menjaga lisan dan kemaluan adalah dua hal yang dapat menghantarkan si pemiknya ke-surga atau sebaliknya ke-neraka. itulah jaminan kita. bila kita apes dengan tak pandai menjaga lisan__maka nasip naas sudah membentang dihadapan kita. saya meresakan hal itu. saya merasa saya bukan orang yang jujur dalam berkata. ada banyak kebohongan yang saya ciptakan untuk kepuasan hati sesaat, untuk terlihat pandai-untuk terlihat hebat dan lain sebagainya. saya memang bukan orang yang pandai menjaga lisan. maka dari sekarang saya mesti wanti-wanti akan panen keburukan yang nantinya saya tuai. oleh karenanya saya mulai merem-rem dalam berbicara, mualai menjahui perkataan yang tak punya manfaat. menjahui untuk sesumbar berkata yang boleh jadi saya tidak tahu kebenaran yang pastinya.

semoga Allah senantiasa menjaga diri saya dan anda sekalain dari jilatan api neraka yang disebabkan karena dua hal Lisan dan Kemalian. jahuilah bara api itu ya Allah dari diri saya. amin[]

0 komentar:

Posting Komentar