primordialisme

Posted by bilal Jumat, 03 Februari 2012 0 komentar
sobat diary!. Sewaktu menuliskan tulisan ini, saya sedang merenung di wc. lagi boker. Yah, mungkin nampak aneh, namun tak apalah. Hasilnya, setelah perenungan itu. Saya mendapatkan wangsit tentang masalah primordialisme yg dibanggakan oleh banyak orang. Ternyata rasa bangga yg kita miliki ini adalah baru pada level rendah yg di miliki manusia. Contoh kasus, misalnya kita bisa lihat kasus diferensiasi ras atau masalah apartheid yg banyak mengkotakkan dan menimbulkan masalah dan perbudakan.

Primordialisme juga seperti itu!. Mereka yg membanggakan daerahnya tak lebih sebelas duabelas sama dengan dengan orang2 barat yg mengkotakkan orang indonesia sesuai dg daerah masing2.

Ikatan primordialisme pun rentan konfilik kesukuan. Contoh kasus misalnya saat pilkadal. Suku (primordial) di pertaruhkan di sini. Bahkan untuk memenangkan bacolnya (bakal calon), isu kedaerahan di hembuskan.

Saya terkadang terkekeh2 mendengar umbaran kata: anak daerah. Menurut saya, saat kita menggunakan istilah anak daerah, maka kita akan kembali kezaman batu. Dan lebih kronisnya lagi zaman batu yg dikolaborasi dg zaman perbudakan penjajah.

So, ngapain sih masih percaya dg primordialisme? Kenapa mesti percaya dg pemikiran zaman batu?. Letakkan saja primordialisme mu itu di comberan!. Dia hanya penghalang nasionalisme, tentu nasionalisme dalam kerangka berfikir islam. Lho kok islam?.

Yah, memang harus islam. Karna islam tidak mengkotak-kotakkan manusia berdasarkan ras, keturunan (gen), daerah, negara, bangsa, suku, tradisi.
Bahkan islam memberikan pemilik agama lain boleh tinggal dan beraktivitas (termasuk berinteraksi) di daerah yg menegakkan syariat islam. Berbeda dg barat yg hanya meyakini satu state satu agama.

Primordialisme hanyalah produk sekulare-kapitalis. Selamat tinggal priomordialisme!.

0 komentar:

Posting Komentar