cerdas.

Posted by bilal Jumat, 03 Februari 2012 0 komentar
Catatan harian, Ambon, 21 november 2011.

 Selesai diskusi amatiran di kelas sejarah yang membahas tentang new identity orang-orang afrika saat penjajahan dan penjarahan di afrika oleh bangsat bernama belanda, inggris dan prancis. Seorang dosen mata kuliah ini memanggul saya dan teman saya menghadap beliau. Saya bertanya dalam hati “ apa gerangan yang membuat saya yang bodoh ini di panggil? Saya bukan seorang yang terkenal seperti orang-orang lain di kelas, saya seorang pemalas yang sering bolos masuk kelas dan yang terpenting , saya paling tidak suka di kenal oleh dosen”.

Sejenak sang dosen mulai menjoba mencairkan keadaaan, dengan berbasa-basi mencoba memasuku alam kedekatan dalam berbicara. Saya pun terlarut dalam pembicaraan itu. Sebenarnya ingin rasanya menyelesaikan pembicaraan namun apa perlu saya yang harus memutiskan pembicaraan ini?.

Ada hal yang menarik yang saya dapatkan dari obrolan kita itu. Ternyata saya belum pandai menempatkan diri sebagai seorang pemalas yang ulung. Terkadang saya mengikuti arus pembicaraan beliau, jujur saya terhanyut begitu saja oleh beliau. Beliau menuruk saya cerds, cerdas membaca situasi dan mengalihkan pembicaraan. Beliau dapat mengontrol tipok yang kita bicarakan. Hanya itu!.

Saya tidak tahu persis apa yang terpikirkan oleh-NYa , namun sekali lagi beliau cerdas dan bukan orang sembarangan.

0 komentar:

Posting Komentar