Duluan, jadi guru

Posted by bilal Rabu, 03 April 2013 0 komentar

“Duluan, jadi guru” 


Read: bilal revolusi 

26 maret 2013 

Di kampus saat angkatan 2009 berkumpul dan mendengarkan arahan dari ketua program study, ada rasa yang hilang dari bayang-bayang angkatan ini. Saya merasa sosok semacam Rudini Okoran, Abdul Majid Teha, Saleh prawira Negara, bang musdian hasan, dan Muhammad Nasir wainuru; seolah menghilang dari penglihatan saya. saya mengenal mereka sebagai teman ngobrol di kampus. Wajah mereka berseri-seri, tentu ini adalah dampak dari akan dilakukannya PPL.


Bagi saya yang belum ikut PPL, mereka sangat beruntung bisa menikmati tahapan ini. Tahapan yang nggak semua orang bisa merasakannya, setidaknya langkah mereka untuk KKN, Seminar dan Ujian meja, sudah tak lama lagi. Sekarang tinggal saya yang belum PPL. Saya tidak menyesali tindakan saya, saya tidak menyesali sikap saya, saya tidak mengutuk perbuatan saya yang tidak ikut PPL. Saya sudah memantapkan diri untuk ikut PPL tahun depan. Oleh karenanya, dari sekarang saya harus menyelesaikan matakuliah di bawah yang dua puluh buah itu.
Dan bagi teman-teman angkatan 2009, yang sekarang sedang ikut PPL. Kalian luar biasa. Buat Sulhia Tuasamu, Dian mewal, baria Weno, dan Aishya Saimima, lekas jadi guru yang baik dan murah hati Ya mbak-mbak!. Nanti saya nyusul dari belakang. Yah anggap saja saya lelaki pelari terakhir di angkatan 2009.
***
Saya pernah bercerita tentang kisah seorang anak muda yang menyelesaikan kuliahnya paling akhir di banding teman-temannya. Tiap hari pemuda itu terus ke kampus, mengikuti kuliah. Dan suatusaat dia bertemu salah seorang temannya yang menyelesaikan kuliah 4 tahun setengah. Berbincangan mereka sangat renyah di dalam sebuah angkutan kota [angkot]. Dan tanpa di duga, temannya itu bertanya:
“sudah selesai kuliahnya?”
Pemuda itu menjawab: “belum”
“lalu kamu gimana! Kerja dimana sekarang?” Tanya pemuda yang masih kuliah.
Hening tercipta, ada jeda yang terlintas. Temannya itu pun tertunduk malu dan berkata:
“hingga sekarang, semenjak wisudah saya belum punya kerja”
Waktu berlalu dan perbincangan dengan temnanya itu menjadi motivasi untuknya. Dan tanpa di duga, pemuda yang tinggal seorang diri di angkatannya itu menyelesaikan kuliahnya. Dia pun dengan mengejutkan menjadi dosen di sebuah kampus.
Kisah ini, selalu saya ceritakan bagi teman-teman saat matakuliahnya drop, saat sedih melanda bilamana matakuliah dengan senyum D dan E menyapa mereka dengan lembut. Sekarang tinggal saya, apakah akan menjadi pemuda didalam kisah yang sering saya ceritakan bagi teman-teman itu? apakah tokoh dalam cerita itu adalah saya sendiri?... saya tidak tahu masa depan, saya tidak pandai meremalkannya.
Tapi yang pasti, ada motivasi yang terbentuk dalam diri saya. ada semacam semangat yang sulit untuk menguburkannya. Terlebih saat ini, mood saya lagi on. Saya bisa dengan semangat 45 datang ke kampus dan mengikuti matakuliah yang saya tawar.
Duluan, jadi gurulah kalian[]

0 komentar:

Posting Komentar