Carlos Latuff – Sang Pembela Palestina Lewat Komik
Rabu, 18 Juli 2012
0
komentar
Carlos Latuff – Sang Pembela Palestina Lewat Komik
Editor : Aditya AbdurrahmanDia sering dijuluki pahlawan “freedom of speech”, yang pernah diboikot oleh perusahaan-perusahaan, media mainstream, karena begitu gigihnya melawan setiap pemutarbalik kebenaran. Itulah yang deskripsi yang paling pas untuk mengenalkan siapakah Carlos Latuff.
Dia lahir di Brazil, pinggiran kota Rio de Janeiro. Dia adalah seorang seniman yang memiliki komitmen dan moral yang mencegahnya menjadi antek imperalisme. Dia tidak akan pernah mendapat kesempatan untuk mempublikasikan karya-karya kartunnya di New York Times, Guardians, Washington Post, BBC atau CNN, tapi meskipun begitu, sangat banyak situs-situs personal dan media-media independen yang mensupport publikasi karya-karyanya untuk tersebar luas di atmosfer publik. Hal itu justru membuatnya menjadi seorang seniman sejati.
Carlos Latuff telah menggambar karya-karya kartun yang sangat banyak yang merepresentasikan negara-negara tertindas diseluruh dunia, mulai Palestina yang tercekik oleh penjajahan Israel sampai rakyat Iran yang kebanjiran eksploitasi-psikologis yang dikirim oleh Gedung Putih dan Tel Aviv. Dia bukanlah seorang muslim, tapi kepeduliannya terhadap umat Islam negara-negara tertindas di Timur Tengah sangatlah luar biasa. Keberanian dan kegigihannya melawan ketidakadilan bisa dijadikan ukuran sampai dimana kontribusi kita selama ini kepada kemanusiaan.
Berikut ini adalah adalah interview dengan Carlos Latuff yang dimuat di berbagai media internasional. Disini mereka berbincang tentang misi intelektual Latuff dan prospek kedepan dari proyek seninya.
Mengapa anda mengabdikan pekerjaan anda yang paling anda sukai untuk konflik Palestina-Israel? Bagaimana anda bisa begitu perhatian dengan isu ini?
CL : Ini bermula karena saya pernah tinggal selama 15 hari di Tepi Barat, dan saya melihat dengan mata kepala saya sendiri bagaimana orang-orang Palestina hidup dalam penindasan Israel. Perjuangan untuk mendapatkan kebebasan adalah perjuangan yang sejak lama diperjuangkan seluruh umat manusia didunia. Perbudakan, penjajahan, pembantaian etnis, serangan perang, pembedaan ras. Selama berabad-abad, kemanusiaan menjadi saksi bagaimana manusia ditindas dan berjuang untuk bertahan hidup. Jika kamu ditindas, maka kamu akan melawan. Alasan rakyat Palestina untuk berjuang adalah usaha yang sangat penting bagi kita untuk ikut kita bela dalam keseharian kita. Perjuangan mereka memiliki banyak kesamaan dalam seluruh bentuk perjuangan sepanjang sejarah. Ibaratnya, jika kamu berjuang untuk sebuah kebebasan, maka kamu adalah orang Palestina!
Anda mengatakan bahwa tujuan dari seni adalah untuk mematahkan persepsi umum dan untuk menantang pemahaman mainstream dunia tentang konflik. Apakah yang anda maksud persepsi umum tersebu? Dan bagaimana menurut anda terhadap peran media massa dalam hal ini?
CL : Media mainstream, hampir seluruh media Barat, menggambarkan Israel yang selalu menjadi korban, meskipun mereka melakukan lusinan kekerasan kemanusiaan, sebagaimana serangan-serangan udara mereka ke Gaza dan Lebanon, juga perampasan kepada kapal Mavi Mamara. Rakyat Palestina, yang tidak memiliki tentara, tidak memiliki persenjataan udara, telah digambarkan oleh koran-koran dan stasiun-stasiun tivi sebagai pihak yang selalu membuat gara-gara dengan tuduhan melakukan penyerangan-penyerangan, bar-bar, dan fundamentalis yang jahat. Hal itu membuat anda akhirnya menyalahkan pihak yang menjadi korban pembantaian, ini total pemutarbalikkan fakta!
Artwork anda dianggap sebagai anti-semitic. Bagaimana pendapat anda tentang kritik tersebut?
CL : Sama sekali tidak beralasan! Baseless. Kenyataannya tidak seperti itu anti-semitisme yang sebenarnya. Di dunia ini kita punya banyak contoh bentuk kebencian. Kebencian terhadap Yahudi, umat Islam, gay, orang Gipsy, Kurdi, orang kulit hitam dan masih banyak lagi. Yang menjadi masalah adalah, kalau kamu memanipulasi anti-semitisme untuk agenda tertentu, seperti jika kamu memakai isu ini untuk mengecam pemerintah Israel seolah hal itu menjadi serangan kepada seluruh umat Yahudi di dunia.
Apakah kamu mendapatkan tekanan atau penyensoran terhadap artwork yang kamu buat karena alasan ini?
CL : Kamu akan mendapati anjing-anjing penjaga yang pro-Israel diseluruh pelosok di Internet yang bisa mencium apapun yang kontra terhadap Israel. Cara yang non-official ini dibuat oleh orang-orang yang pro-yahudi Israel maupun non yahudi di situs-situs internet untuk memukul aksi-aksi solidaritas Palestina. Mereka meng-edit Wikipedia untuk memihak pada Israel, mereka mengirimkan email-email kepada kantor-kantor berita dan website untuk memprotes setiap gambar-gambar kartun buatan saya yang dimuat disana. Hari ini yang kita lihat adalah bagaimana sikap anti-semitisme telah dipakai sebagai cara untuk melabeli kriminal bagi siapapun yang melawan Israel.
Tanggungjawab apa menurut anda yang seharusnya diambil oleh para politisi dan pemimpin Palestina, seperti Hamas dan Fatah, dalam konflik ini?
CL : Semua yang ingin aku katakan tentang Hamas dan Fatah adalah “Saya sangat sedih melihat Palestina terpecah”. AmeriKKKa dan Israel juga memiliki peran untuk memelihara perpecahan mereka seperti halnya prinsip perang yang mereka anut “dipecah-belah untuk dikuasai”. Maka dengan berpecah belah, rakyat Palestina akan lemah.
Sepertinya anda telah mendedikasikan seluruh misi anda untuk independen, jurnalisme freelance, dan satu hal lagi, anda jelas-jelas tidak mengambil sepeserpun bayaran dari apa yang anda gambar untuk majalah-majalah, koran, dan website sejak anda memajang karya anda di website pribadi anda untuk bebas didownload. Apakah anda mau menggambar kartun yang berlawanan dengan ideologi pemikiran anda lalu anda menjadi dianggap hebat dan dibayar mahal?
CL : No way! Saya hanya akan membuat artwork yang sesuai dengan prinsip pemikiran saya. Saya tidak akan menukar ideologi saya hanya untuk uang. Media mainstream tidak akan mau membayar saya untuk membuat artwork yang anti-capitalist dan anti-imperalist. Tapi saya suka dengan apa yang disebut “artistic activism”, yaitu memproduksi kartun dan membuatnya tersedia di situs-situs secara gratis jika ingin dibajak atau digandakan lagi, kartun dengan cara pandang yang berbeda dengan media-media mainstream di Barat, kartun yang mengekspos apa yang disebut oleh Michael Moore sebagai “the awful truth”. Saya sudah menolak banyak bayaran untuk gambar yang sudah saya buat tentang Palestina. Solidaritas tidak bisa diukur dengan dollar.
Kamu telah mendapat ancaman dibunuh dari beberapa perkumpulan Zionis Israel waktu lalu. Bisakah anda menjelaskan kepada kami dengan lebih detail tentang ancaman pembunuhan tersebut dan dampaknya bagi anda setelah itu? Pernahkah anda meninggalkan profesi dan semua misi anda untuk kehidupan yang lebih aman sentosa?
CL: pada tahun 2006, sebuah situs yang dibuat oleh Likud (Likudnik) mempublikasikan artikel yang panjang tentang saya, karya-karya saya, dan tentang dukungan saya terhadap rakyat Palestina dan melabeli saya sebagai seorang agen yang khusus menangani “Iranian Propaganda”, membandingkan saya dengan ahli propaganda Nazi. Penulis artikel tersebut memberikan argumentasi tentang kenapa Israel tidak peduli dengan saya dan mendorong pembaca untuk membenci saya. Langsung saja, saya benar-benar tidak peduli dengan ancaman! Karena selain soal nasib rakyat Palestina, saya juga mensupport organisasi-organisasi hak asasi manusia untuk melawan kebrutalan polisi di Brazil. Aktivitas semacam ini memang memberikan resiko yang tinggi untuk diri saya sendiri. Tapi, seperti yang saya sudah katakan, saya tidak peduli! Saya akan terus mensupport dengan karya-karya saya, karena jika para zionis diseluruh dunia ‘mengencingi’ karya saya, itu karena saya melakukan sesuatu yang benar. Kematian mungkin akan menghentikan saya, tapi hasil karya saya akan tetap hidup. Itulah kenapa saya menyebarkannya secara bebas di internet.
Anda tinggal di sebuah negara yang makmur yang merupakan negara yang memiliki kekuatan ekonomi tertinggi ke-8 didunia dan partner perdagangan AmeriKKKA urutan ke-10. Brazil juga punya hubungan yang baik-baik saja dengan Israel dan ini merupakan sesuatu yang tidak disukai oleh banyak aktivis anti-perang dan anti-imperalis. Berangkat dari negara macam itu, anda sangat memegan teguh esensi dari kesengsaraan negara-negara tertindas dan begitu simpati dengan mereka. Bagaimana anda tumbuh di di Brazil dan akhirnya malah membantu negara-negara tertindas?
CL: Saya tumbuh di pinggiran kota Rio dan orang tua saya adalah pekerja keras yang berusaha memberikan saya pendidikan dan mengajarkan tentang kerendahan hati dan kesederhanaan. Menjadi urutan ke-8 negara yang memiliki kekuatan ekonomi tidak memberikan dampak apa-apa untuk umumnya orang di Brazil. Brazil juga memiliki banyak kemiskinan, korupsi, kriminal, dan kekerasan polisi, penguasa tanah di desa-desa, orang-orang sekarat karena demam berdarah dan malaria, dan media mainstream selalu mencoba untuk membentuk opini publik seolah-olah semua baik-baik saja dengan kapitalisme. Sebagaimana seseorang yang hidup di negara dunia ketiga, saya tidak bisa menutup mata untuk melihat situasi disini di belahan dunia lainnya. Akhir tahun lalu saya berada di kamp tempat pengungsian orang Palestina di Yordania dan Lebanon, tempatnya sangat mirip dengan kampung kumuh di Brazil. Hal itu membuat kita tidak sulit menerima kenyataan bahwa kemiskinan adalah hal yang universal, sebagaimana keharusannya universalitas solidaritas kepada orang yang membutuhkan. []
Editor : Aditya Abdurrahman
0 komentar:
Posting Komentar