islamic center: mentari dan anak ombak
Selasa, 09 April 2013
0
komentar
"islamic center: mentari dan anak ombak"
Read: bilal revolusi
Ombak menyapu tepat di rambut saya di tepian laut. Ini adalah catatan harian kecil yang paling mengasikkan. Soalnya tulisan ini, saya tulis tepat di samping Islamic center yang mentarinya sedang sunset. Saya menulis kisah mentari yang akan tenggelam dan anak ombak yang jahil—Yang bahkan menguyuri ombaknya di leptop yang sedang saya tulis. Dan sekarang saat mentari benar-benar bersembunyi dibalik awan tebal. Ombak mulai ganas. Dua orang pengguna perahu yang masih anak-anak seolah memanggil saya untuk ikut berlayar kesana-kemari mengikuti anak ombak. Dan cerita tentang mentari mungkin telah usai, dia cepat pergi, cepat meninggalkan saya dan leptop saya di tepian laut ini.
Read: bilal revolusi
Ombak menyapu tepat di rambut saya di tepian laut. Ini adalah catatan harian kecil yang paling mengasikkan. Soalnya tulisan ini, saya tulis tepat di samping Islamic center yang mentarinya sedang sunset. Saya menulis kisah mentari yang akan tenggelam dan anak ombak yang jahil—Yang bahkan menguyuri ombaknya di leptop yang sedang saya tulis. Dan sekarang saat mentari benar-benar bersembunyi dibalik awan tebal. Ombak mulai ganas. Dua orang pengguna perahu yang masih anak-anak seolah memanggil saya untuk ikut berlayar kesana-kemari mengikuti anak ombak. Dan cerita tentang mentari mungkin telah usai, dia cepat pergi, cepat meninggalkan saya dan leptop saya di tepian laut ini.
Bukan hanya saya yang menikmati tepian laut di samping Islamic
center. Nyatanya banyak juga yang menikmati kondisi ini. Meraka ada yang datang
dengan pasangannya, ada yang dengan teman-temannya dan ada yang seorang diri
perti halnya saya. di samping Islamic center bukan hanya, pera penikmat anak
ombak dan mentari saja. Ada pun yang sengaja datang ke sini menggukan motor dan
sepeda sembari berkeliling ria. Yah, di hadapan Islamic center terdapat sebuah dermaga
pelabuhan. Saat mentari tak lagi menghiasai langit yang biru, cahaya lampu dari
kapal-kapal dermaga menyala dengan indah, layaknya pecahan kaca yang diatur
sedemikian rupa hingga tak sadar mulut kita mengagungkan keindahan pemandangan
di depan mata kita.
Ah, anak ombak masih saja bermain sendirian, Meski suara azan telah mengalun.
Langit yang mulai berubah warna menjadi gelap, dan angin malam yang mulai
menusuk memberikan pertanda bagi saya untuk lekas pulang dan menunaikan sholat.
Orang-orang yang ada di samping Islamic center pun mulai meninggalkan tempat
ini, seperti halnya mentari yang sedari tadi telah pergi. Biarkan saja ombak-ombak
di hadapan kita bermain dengan senangnya, karena sudah menjadi kodratnya
demikian []
Ambon, 28 maret 2013.
Di tepian laut, Islamic center, waihaong.
0 komentar:
Posting Komentar