Taufiq Ismail: “Masih Banyak Anak Muda yang Ikhlas”

Posted by bilal Sabtu, 15 September 2012 0 komentar
Halal Bihalal #IndonesiaTanpaJIL se-Jabodetabek telah dilangsungkan di Sekretariat Pusat #IndonesiaTanpaJIL pada hari Ahad, 9 September 2012. Perhelatan ini menarik banyak perhatian masyarakat, karena sekretariat pusat yang baru diresmikan itu terletak di Jl. Utan Kayu, tepat berhadapan dengan Komunitas Utan Kayu (KUK) yang seolah sudah identik dengan Jaringan Islam Liberal (JIL).

#IndonesiaTanpaJIL juga mendapat dukungan penuh dari Taufiq Ismail, sastrawan senior yang juga warga Jl. Utan Kayu.

“Begitu mendapat undangan dari kami, beliau langsung memasukkan jadwal acara Halal Bihalal ini ke dalam agendanya dan menyanggupi akan datang,” ujar Eka Galih Prakarsa, Ketua Panitia Halal Bihalal #IndonesiaTanpaJIL se-Jabodetabek ini.

Sebagaimana kebiasaannya sebagai seorang penyair, Taufiq Ismail pun hadir dengan membawakan sebuah puisi. Menariknya, puisi tersebut berisikan kritik pedas terhadap ideologi pluralisme yang dikemasnya dalam sebuah cerita dengan alur yang sangat menarik. Puisi yang dibawakan Taufiq Ismail menunjukkan ketidaklogisan ajaran pluralisme yang memaksa segala hal yang berbeda untuk dianggap sama.

Pluralisme, sebagaimana yang diusung oleh kalangan Islam liberal, adalah paham yang menganggap bahwa semua agama itu sama. Ideologi ini telah dinyatakan sebagai paham yang menyimpang oleh Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 2005 silam, bersama dengan sekularisme dan liberalisme agama.

Dalam kesempatan yang sama, Taufiq Ismail menyampaikan rasa syukurnya akan keberadaan #IndonesiaTanpaJIL yang berusaha keras melindungi umat dari ajaran sesat Islam liberal. “Saya bersyukur masih banyak anak muda yang ikhlas membela agamanya,” demikian ungkap sastrawan yang sudah banyak makan asam-garam dalam dunia sastra ini.

Taufiq juga membandingkan antara liberalisme yang melanda dunia sekarang dengan paham komunisme yang dahulu sempat menelan banyak korban. Menurutnya, komunisme memang telah merenggut korban jiwa hingga jutaan banyaknya. Akan tetapi, liberalisme juga telah menelan korban yang tidak sedikit, bahkan lebih banyak, meski tidak selalu terhitung korban jiwa. Betapa banyak orang yang menjadi korban dari gaya hidup permisif dan hedonis, mulai dari pengguna narkoba sampai pelaku aborsi.

Keprihatinan Taufiq Ismail terhadap gaya hidup liberal yang telah begitu banyak merugikan umat manusia telah disampaikannya dalam banyak kesempatan. Khusus dalam isu melawan Islam liberal, Taufiq pun telah memberikan dukungannya dengan menulis Kata Penutup untuk buku Islam Liberal 101.


***
from: islammedia.web.id



0 komentar:

Posting Komentar