tamu peneror
Minggu, 23 September 2012
0
komentar
“Tamu peneror”
26 syawal 1433
Semalam sempat kita bahas tentang seorang lelaki
yang sering di sebut company datang kekampung rinjani. Ia memiliki sanak saudara
di sini dan sempat tinggal beberapa lama di kampung kami. Perangainya agak labil,
beberapa orang mengatakan bahwa ia mendalami sebuah ilmu dan tubuh serta pikirannya
terganggu karna tak mampu menerima ilmu tersebut. Saya sendiri belum sempat melihatnya,
maklumlah saya jarang berada di rumah. Pagi ke kampus sampai siang, lalu lanjut
tidur siang, sholat dan baru ada di waktu sore menjelang. Mana sempat saya mengenalnya
atau menyisikan waktu untuk berbincang dengan compeny.
Saya bingung mengapa banyak dari kita
malah menutup pintu rumah saat ia “konon” hendak lewat di depan rumah. Bukankah
dengan bersikap seperti itu siapa pun akan merasa terasingkan dengan perlakuan lingkungan
yang seolah menganggapnya mengidap unsur-unsur kesetanan dan di kelilingi hawa ke
burukan sertakejahatan!. Orang baik pun akan menjadi jahat bilamana masyarakat mengahakiminya
seperti itu. Sebaliknya kita menganggapnya baik-baiksaja, bukan sebagai seorang
penyakitan, kalau perlu anggaplah kampong rinjani ini sebagai sebuah tempat yang mampu mengobati orang semacam company dengan menunjukkan
sikap apa adanya serta menghormati bahwasanya ia sedang dalam masa pemulihan dari
sakit yang akut.
Dan sayapikir image pada company sebagai
tamu peneror yang membawa sebilah parang
adalah seorang yang hendak berkebun. Anggaplah demikian –agar kita
tidak risau hidup berdampingan dengannya. Apalagi kabarnya, ia sempat bekerja di pelabuhan. Itu artinya ia bias hidup dengan orang lain. Kenapa dengan kita tidak bisa.
@damai di kampung.
@bilalrevolusi.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar